Kamis, Oktober 22

Permainan Tradisional

Berikut adalah kegiatan atau lomba – lomba tradisional bali yang dapat dilakukan pada saat 17 Agustus adalah :
1.      Balap karung
Lomba balap karung menjadi lomba yang wajib diadakan setiap perayaan 17 Agustus. Peserta biasanya terdiri dari anak-anak, walaupun di beberapa daerah biasanya orang tua seperti bapak-bapak dan ibu-ibu juga ikut agar suasana makin meriah. Peraturan dari lomba ini cukup sederhana. Peserta diwajibkan untuk berlomba dari garis start menuju garis finish dengan melompat-lompat menggunakan karung. Tak jarang, ada peserta yang kehilangan keseimbangan dan jatuh di tengah-tengah jalur. Permainan ini sangat membutuhkan konsentrasi dan kelincahan agar sampai digaris finish dengan cepat dan tidak terjatuh.

2.      Tarik tambang
Lomba tarik tambang menjadi lomba favorit para bapak-bapak dan ibu-ibu. Bagaimana tidak, lomba ini membutuhkan kekuatan fisik yang cukup besar karena peserta diwajibkan untuk menarik tali tambang hingga salah satu tim melewati batas garis yang sudah dibuat. Agar perlombaan menjadi lebih seru, biasanya lomba tarik tambang diadakan di atas tanah yang lembek dan becek seperti lumpur atau di atas pasir pantai. Otomatis peserta menjadi lebih susah menarik tambangnya. Para peserta akan banyak melihat adegan peserta jatuh atau terpeleset pada saat tarik-menarik tali tambang. Pada lomba tarik tambang memerlukan kekompakan antar kelompok agar bisa mengalahkan lawan dengan menarik tali tambang sampai garis, maka mereka pemenangnya.

3.      Kelereng sendok
Ini adalah salah satu lomba balapan selain balap karung yang hadir di acara 17 Agustus. Pesertanya biasanya anak-anak, meskipun mungkin kadang ada pemuda-pemudi  yang ikut lomba ini. Peraturan dari lomba ini adalah peserta diharuskan untuk memindahkan kelerang dari tempat A ke tempat B hanya dengan sebuah sendok yang dibawa dengan menggunakan mulut. Memang sulit. Seringkali peserta menjatuhkan kelerengnya di tengah perjalanan. Kalau udah jatuh, ngambilnya lagi sulit. Lomba ini juga sangat memerlukan konsentrasi karna harus memindahkan kelereng yang ada di dalam sendok dan harus berjalan, seperti yang kita ketahui bahwa kelereng yang bentuknya bulat jadi terus bergerak apabila ditaruh disendok.

4.      Perang bantal
Perang bantal adalah sebuah lomba yang melibatkan dua peserta saling adu pukul dengan menggunakan bantal. Tapi arenanya bukan di atas tanah, tapi di atas sebatang bambu besar yang dibentangkan di atas sebuah kolam. Jadi, pada lomba perang bantal peserta diharuskan untuk menjatuhkan lawannya dengan menggunakan sebuah bantal. Lomba ini dapat diikuti oleh peserta anak-anak maupun orang dewasa.

5.      Bakiak
Bakiak adalah salah satu permainan tradisional. Bahannya dibuat dari kayu panjang seperti seluncur es yang sudah dihaluskan dan diberi beberapa selop diatasnya, biasanya untuk 2-3 orang. Memainkan bakiak biasanya secara berkelompok atau tim, yang masing-masing tim berlomba untuk sampai ke finish. Permainan ini menguji ketangkasan, kepemimpinan, kerja sama, kreatifitas, wawasan serta kejujuran.

6.      Egrang
Egrang adalah permainan berjalan dengan menaiki bambu, permainan ini hanya dapat dilakukan oleh satu orang saja. Bagi orang yang tidak memiliki dan mempunyai keyakinan pada dirinya, sering kali ia mengalami kesulitan untuk melangkahkan bambu yang menopang tubuhnya.

7.      Engklek
Permainan engklek merupakan permainan tradisional lompat–lompatan pada bidang–bidang datar yang digambar diatas tanah, dengan membuat gambar kotak-kotak kemudian melompat dengan satu kaki dari kotak satu kekotak berikutnya. Permainan engklek biasa dimainkan oleh 2 sampai 5 anak dan dilakukan di halaman. Namun, sebelum kita memulai permainan ini kita harus mengambar kotak-kotak di pelataran semen, aspal atau tanah,

8.      Gobak Sodor/Bentengan
Galah asin, galasin, atau gobak sodor adalah sejenis permainan daerah dari Indonesia. Permainan ini adalah sebuah permainan grup yang terdiri dari dua grup, di mana masing-masing tim terdiri dari 3 - 5 orang. Inti permainannya adalah menghadang lawan agar tidak bisa lolos melewati garis ke baris terakhir secara bolak-balik, dan untuk meraih kemenangan seluruh anggota grup harus secara lengkap melakukan proses bolak-balik dalam area lapangan yang telah ditentukan.

9.  Meong – meongan
Meong – meongan adalah permainan tradisional yang terdapat di Pulau Bali. Permainan tersebut biasanya dimainkan oleh anak – anak yang diiringi dengan nyanyian meong – meongan. Cara bermainan permainan ini adalah terdiri dari 8 orang anak atau lebih yang membentuk lingkaran. Ada 1 orang anak yang jadi kucing (meong) dan 1 orang anak yang menjadi tikus (bikul). Bikul berada diluar dan meong berada diluar, lingkarang tersebut adalah untuk melindungi bikul dari tangkapan meong. Selama permainan tersebut, anak – anak yang membuat lingkarang akan memyanyikan lagu meong – meong.

10.  Megoak – goakan

Megoak – goakan adalah permainan dari Bali juga selain meong – meongan. Permainan ini terdiri dari beberapa orang yang membentuk barisan dan saling memegang satu sama lain. orang yang paling depan disebut kepala Goak dan bertugas untuk mengejar orang yang paling belakang sehingga akan terjadi saling tarik menarik.

Sejarah Permainan Catur

Sejarah Catur
Catur  pertama kali ditemukan di masyarakat Persia dan Arab. Kata "catur" itu sendiri berasal dari kata "chaturanga," yang dalam bahasa Sanskrit berarti "empat divisi ketentaraan." Catur adalah permainan pikiran yang dimainkan oleh dua orang. Pecatur adalah orang yang memainkan catur, baik dalam pertandingan satu lawan satu maupun satu melawan banyak orang (dalam keadaan informal). Sebelum bertanding, pecatur memilih biji catur yang akan ia mainkan. Terdapat dua warna yang membedakan bidak atau biji catur, yaitu hitam dan putih. Pemegang buah putih memulai langkah pertama, yang selanjutnya diikuti oleh pemegang buah hitam secara bergantian sampai permainan selesai. Menurut mistisisme India kuno, catur dianggap mewakili alam semesta ini, sehingga sering dihubungkan dengan empat unsur kehidupan, yaitu api, udara, tanah dan air karena dalam permainannya, catur menyimbolkan cara-cara hidup manusia.
            Permainan ini awalnya menyebar sampai ke Timur Jauh dan India dan menjadi salah satu pelajaran di keluarga kerajaan dan ningrat Persia. Pemuka agama Budha, pedagang yang lalu-lalang di Jalan Sutra mulai memperkenalkan papan catur untuk permainan ini. Pada abad ke-8 ketika bangsa Moor menyebarkan Islam ke Spanyol, catur mulai menyebar ke daratan Eropa hingga sampai di jerman, Italia, Belanda, Inggris, Irlandia, dan Rusia. Di Nusantara, olahraga otak ini dibawa oleh bangsa Belanda pada waktu penjajahan dulu. Awalnya, hanya orang Belanda yang bermain catur, tapi menjelang kemerdekaan, mulailah banyak pribumi yang memainkannya. Chaturanga masuk ke Eropa melalui Kejaraan Byzantine Persia, dan menyebar ke Kekaisaran Arab. Pemeluk agama Islam kemudian membawa catur ke Afrika Utara, Sisilia, dan Spanyol pada abad ke-10. Permainan ini kemudian menjadi populer di Eropa. Dan, pada akhir abad 15, permainan ini lolos dari daftar permainan yang dilarang Gereja. Pada abad modern mulai lahir buku-buku referensi catur, kemudian penggunaan jam catur, serta sejumlah aturan permainan dan pemain-pemain hebat.
            Dalam sejarah catur bangsa Eropa telah banyak mengembangkan permainan catur ini, antara lain dengan membuat papan caturnya berwarna hitam dan putih. Ini terjadi kira-kira abad-10. Sebelumnya, kotak-kotak itu berwarna sama. Malah sering orang membuat arena permainan catur ini di atas pasir atau di mana saja yang bisa diberi garis. Dari Eropa ini juga dibuat peraturan bahwa pion boleh maju dua kotak pada langkah pertama dan menteri (ratu) boleh bergerak lebih leluasa baik maju ke depan maupun diagonal. Perlahan catur mengalami perkembangan. Dari nama, bentuk, serta peraturan permainannya. Kesemuanya itu mewakili simbol perubahan peradaban.
            Pada abad pertengahan, permainan ini berjalan lama, bahkan ada permainan yang baru selesai setelah diadakan berhari-hari lamanya. Peraturan tentang pembatasan waktu baru mulai diperkenalkan tahun 1.300. Aturan pion/bidak boleh melangkah dua bidak saat pertama kali melangkah juga diperkenalkan. Pada tahun 1.475 terjadi evolusi permainan catur. Mulai diperkenalkan konsep langkah Ratu yang paling kuat serta mulai diperkenalkan konsep promosi pion yang bisa berubah menjadi ratu. Gajah perang dalam chatunga juga berubah istilah menjadi bishop. Dengan demikian skak mat menjadi lebih mudah di permainan ini dan mengurangi secara drastis langkah-langkah yang diperlukan. Seorang pemain Italia, Gioacchino Greco, tercatat sebagai pecatur profesional pertama dalam sejarah permainan ini. Ia menulis buku catur dan menampilkan beberapa komposisi permainan serta analisis catur. Karya ini membuat catur menjadi permainan populer serta mulai menunjukkan teori, taktik dan strategi permainan ini. Karya pertama yang memuat berbagai variasi dan kombinasi kemenangan ditulis oleh Franchois-Andre Danican Philidor dari Prancis. Ia menunjukan permainan catur terbaik selama 50 tahun terakhir dan buku itu dipublikasi pada abad 18. Bukunya berjudul L'Analyze des echecs (Analisa Catur), sebuah buku berpengaruh hingga dicetak ulang sampai 100 kali.

            Pada saat era modern kompetisi catur mulai digelar tahun 1.834 dan tahun 1.851 Turnamen Catur London mulai mengenalkan pembatasan waktu bagi setiap pemain. Dalam catatan pertandingan seorang pemain terkandang menghabiskan waktu hingga berjam-jam untuk menganalisa satu langkah. Tapi di turnamen catur London seorang pecatur hanya diperbolehkan menghabiskan waktu 2 jam 20 menit untuk mengambil satu langkah. Pada perkembangannya, mulai diperkenalkan catur cepat: catur 5 menit. Namun yang populer adalah aturan dua jam bagi setiap pecatur untuk melangkah sebanyak 30 kali. Pada varian akhir, seorang pemain yang gagal memenuhi kewajiban itu akan mendapat penalti. Di tahun 1.861 turnamen catur dengan pembatasan waktu mulai dimainkan di Bristol, Inggris. Alat waktu yang digunakan adalah jam pasir.