Sejarah Catur
Catur
pertama kali ditemukan di masyarakat Persia dan Arab. Kata
"catur" itu sendiri berasal dari kata "chaturanga," yang
dalam bahasa Sanskrit berarti "empat divisi ketentaraan." Catur
adalah permainan pikiran yang dimainkan oleh dua orang. Pecatur adalah orang
yang memainkan catur, baik dalam pertandingan satu lawan satu maupun satu
melawan banyak orang (dalam keadaan informal). Sebelum bertanding, pecatur
memilih biji catur yang akan ia mainkan. Terdapat dua warna yang membedakan
bidak atau biji catur, yaitu hitam dan putih. Pemegang buah putih memulai
langkah pertama, yang selanjutnya diikuti oleh pemegang buah hitam secara
bergantian sampai permainan selesai. Menurut mistisisme India kuno, catur
dianggap mewakili alam semesta ini, sehingga sering dihubungkan dengan empat
unsur kehidupan, yaitu api, udara, tanah dan air karena dalam permainannya,
catur menyimbolkan cara-cara hidup manusia.
Permainan
ini awalnya menyebar sampai ke Timur Jauh dan India dan menjadi salah satu
pelajaran di keluarga kerajaan dan ningrat Persia. Pemuka agama Budha, pedagang
yang lalu-lalang di Jalan Sutra mulai memperkenalkan papan catur untuk
permainan ini. Pada abad ke-8 ketika bangsa Moor menyebarkan Islam ke Spanyol,
catur mulai menyebar ke daratan Eropa hingga sampai di jerman, Italia, Belanda,
Inggris, Irlandia, dan Rusia. Di Nusantara, olahraga otak ini dibawa oleh
bangsa Belanda pada waktu penjajahan dulu. Awalnya, hanya orang Belanda yang
bermain catur, tapi menjelang kemerdekaan, mulailah banyak pribumi yang
memainkannya. Chaturanga masuk ke Eropa melalui Kejaraan Byzantine Persia, dan
menyebar ke Kekaisaran Arab. Pemeluk agama Islam kemudian membawa catur ke
Afrika Utara, Sisilia, dan Spanyol pada abad ke-10. Permainan ini kemudian
menjadi populer di Eropa. Dan, pada akhir abad 15, permainan ini lolos dari
daftar permainan yang dilarang Gereja. Pada abad modern mulai lahir buku-buku
referensi catur, kemudian penggunaan jam catur, serta sejumlah aturan permainan
dan pemain-pemain hebat.
Dalam
sejarah catur bangsa Eropa telah banyak mengembangkan permainan catur ini,
antara lain dengan membuat papan caturnya berwarna hitam dan putih. Ini terjadi
kira-kira abad-10. Sebelumnya, kotak-kotak itu berwarna sama. Malah sering
orang membuat arena permainan catur ini di atas pasir atau di mana saja yang
bisa diberi garis. Dari Eropa ini juga dibuat peraturan bahwa pion boleh maju
dua kotak pada langkah pertama dan menteri (ratu) boleh bergerak lebih leluasa
baik maju ke depan maupun diagonal. Perlahan catur mengalami perkembangan. Dari
nama, bentuk, serta peraturan permainannya. Kesemuanya itu mewakili simbol
perubahan peradaban.
Pada
abad pertengahan, permainan ini berjalan lama, bahkan ada permainan yang baru
selesai setelah diadakan berhari-hari lamanya. Peraturan tentang pembatasan
waktu baru mulai diperkenalkan tahun 1.300. Aturan pion/bidak boleh melangkah
dua bidak saat pertama kali melangkah juga diperkenalkan. Pada tahun 1.475
terjadi evolusi permainan catur. Mulai diperkenalkan konsep langkah Ratu yang paling
kuat serta mulai diperkenalkan konsep promosi pion yang bisa berubah menjadi
ratu. Gajah perang dalam chatunga juga berubah istilah menjadi bishop. Dengan
demikian skak mat menjadi lebih mudah di permainan ini dan mengurangi secara
drastis langkah-langkah yang diperlukan. Seorang pemain Italia, Gioacchino
Greco, tercatat sebagai pecatur profesional pertama dalam sejarah permainan
ini. Ia menulis buku catur dan menampilkan beberapa komposisi permainan serta
analisis catur. Karya ini membuat catur menjadi permainan populer serta mulai
menunjukkan teori, taktik dan strategi permainan ini. Karya pertama yang memuat
berbagai variasi dan kombinasi kemenangan ditulis oleh Franchois-Andre Danican
Philidor dari Prancis. Ia menunjukan permainan catur terbaik selama 50 tahun
terakhir dan buku itu dipublikasi pada abad 18. Bukunya berjudul L'Analyze des
echecs (Analisa Catur), sebuah buku berpengaruh hingga dicetak ulang sampai 100
kali.
Pada saat era modern kompetisi catur
mulai digelar tahun 1.834 dan tahun 1.851 Turnamen Catur London mulai
mengenalkan pembatasan waktu bagi setiap pemain. Dalam catatan pertandingan
seorang pemain terkandang menghabiskan waktu hingga berjam-jam untuk
menganalisa satu langkah. Tapi di turnamen catur London seorang pecatur hanya diperbolehkan
menghabiskan waktu 2 jam 20 menit untuk mengambil satu langkah. Pada
perkembangannya, mulai diperkenalkan catur cepat: catur 5 menit. Namun yang
populer adalah aturan dua jam bagi setiap pecatur untuk melangkah sebanyak 30
kali. Pada varian akhir, seorang pemain yang gagal memenuhi kewajiban itu akan
mendapat penalti. Di tahun 1.861 turnamen catur dengan pembatasan waktu mulai
dimainkan di Bristol, Inggris. Alat waktu yang digunakan adalah jam pasir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar